(Taiwan, ROC) --- Gempa kuat bermagnitudo 7,4 terjadi kemarin (10/10) pagi di lepas pantai Pulau Mindanao selatan Filipina. Pusat gempa berada di lepas pantai timur pulau dengan kedalaman sekitar 58,1 kilometer. Karena magnitudo yang kuat dan merupakan gempa dangkal, otoritas Ditjen Klimatologi Sentral (CWA) secara bersamaan mengeluarkan peringatan tsunami, mengindikasikan kemungkinan ancaman tsunami di wilayah Pasifik. Meskipun saat ini tidak ada dampak langsung pada Taiwan, pakar Kuo Kai-wen (郭鎧紋) tetap menyatakan bahwa gempa ini melepaskan energi setara dengan 62,5 bom atom, dan tidak menutup kemungkinan terjadinya gempa kuat bermagnitudo 8.
Kuo Kai-wen, menunjukkan bahwa gempa ini melepaskan energi setara dengan 62,5 bom atom, dan merupakan gempa kuat yang disebabkan oleh subduksi lempeng Laut Filipina dari timur ke barat ke zona aktivitas Filipina. Ia menyatakan bahwa dalam satu minggu ke depan kemungkinan akan terjadi gempa susulan bermagnitudo 6 atau lebih, dengan gempa susulan terbesar bisa mencapai 6,9.
Ia juga tidak menutup kemungkinan terjadinya gempa utama bermagnitudo 8 atau lebih, mengingatkan semua pihak untuk meningkatkan kewaspadaan.
Kuo Kai-wen menganalisis bahwa Cincin Api Pasifik Barat saat ini mengalami tekanan tinggi dan gempa sering terjadi, dengan rata-rata satu gempa bermagnitudo 7 atau lebih setiap bulannya. Hingga tahun ini, telah terjadi 13 gempa bermagnitudo 7 atau lebih, angka ini lebih tinggi dari 10 kejadian tahun lalu.
Terutama di wilayah dari Jepang hingga Taiwan, belum terjadi gempa kuat bermagnitudo 7 atau lebih hingga saat ini, menunjukkan risiko potensial yang tidak boleh diabaikan. Ia secara khusus menunjukkan bahwa Palung Ryukyu kemungkinan dapat mengalami gempa kuat bermagnitudo 8 atau bahkan 9.
Sekali terjadi, masalah runtuhnya danau bendungan alami dan genangan air akan menjadi kekhawatiran.
Kuo Kai-wen menyatakan bahwa lepas pantai Pulau Cebu Filipina baru saja mengalami gempa kuat bermagnitudo 6,9 pada malam 30 September 2025, dan hanya berselang 10 hari, wilayah selatan kembali mengalami gempa bermagnitudo 7,4.
Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas lempeng di sana sering terjadi dan tekanan geologis sangat terkonsentrasi. Ia menambahkan, meskipun kedalaman sumber gempa kali ini lebih dalam dan pusat gempa jauh dari Taiwan, tetapi wilayah tersebut secara historis pernah beberapa kali mengalami gempa kuat bermagnitudo 8 atau lebih.
Kuo Kai-wen mengingatkan, meskipun gempa kali ini tidak menimbulkan ancaman langsung bagi pulau utama Taiwan, tetapi tetap harus memperhatikan gempa susulan berikutnya serta risiko gelombang laut atau kerusakan yang mungkin ditimbulkan.