(Taiwan, ROC) --- Masyarakat diimbau untuk bersiap menghadapi perubahan cuaca signifikan. Setelah periode cerah dengan suhu tinggi yang diperkirakan berlangsung hingga Sabtu depan (18/10), otoritas Ditjen Klimatologi Sentral (CWA) mengeluarkan peringatan mengenai gelombang penurunan suhu pertama.
Fenomena ini akan dimulai pada Minggu mendatang (19/10), seiring dengan penguatan angin monsun timur laut, dan diproyeksikan akan berlangsung hingga Selasa (21/10). Pakar klimatologi terkemuka, Lin De-en (林得恩), menambahkan bahwa penurunan suhu maksimum berpotensi mencapai 10C dan diperkirakan akan terasa selama tiga hingga lima hari.
Berdasarkan data terbaru dari CWA, puncak perubahan cuaca akan terjadi mulai Minggu (19/10) hingga Selasa (21/10) . Pada periode ini, angin monsun timur laut diprediksi akan menguat secara signifikan, membawa dampak penurunan suhu di berbagai wilayah.
Kawasan utara hingga tengah, timur laut, dan timur Taiwan akan merasakan cuaca yang jauh lebih sejuk. Sementara itu, di wilayah lain, meskipun siang hari mungkin masih hangat, tetapi pagi dan malam hari akan terasa sejuk.
Hujan singkat diperkirakan akan melanda wilayah utara, timur, dan Semenanjung Hengchun. Di pegunungan wilayah tengah dan selatan, hujan singkat lokal juga berpotensi terjadi, sedangkan wilayah lainnya akan diselimuti awan.
Melalui laman Facebooknya, Lin De-en menjelaskan bahwa berdasarkan data simulasi model numerik terbaru EC-AIFS Eropa, penurunan suhu paling mungkin terjadi sekitar tanggal 20 Oktober 2025.
Ia menegaskan bahwa gelombang ini merupakan penurunan suhu signifikan pertama setelah memasuki musim gugur, dengan potensi penurunan maksimum mencapai 10C, yang akan sangat terasa di sejumlah daerah. Durasi fenomena ini diperkirakan berkisar antara tiga hingga lima hari.
Terkait potensi gangguan tropis atau taifun yang mungkin memengaruhi Taiwan di kemudian hari, Lin De-en mengindikasikan bahwa pada akhir Oktober, ada kemungkinan terbentuknya gangguan tropis di perairan timur Filipina. Namun, ia menekankan bahwa kondisi lingkungan saat ini masih dalam tahap penyesuaian, sehingga tingkat ketidakpastian sangat tinggi. Oleh karena itu, perkembangan ini memerlukan pemantauan dan observasi berkelanjutan.