(Taiwan, ROC) --- Dalam tiga tahun terakhir, Nvidia telah menjadi salah satu raksasa teknologi paling representatif dalam gelombang kecerdasan buatan (AI). Chip GPU-nya menggerakkan berbagai aplikasi, mulai dari ChatGPT hingga kendaraan otonom, dengan nilai pasar yang menembus US$4 triliunt, kokoh di puncak sebagai perusahaan dengan kapitalisasi pasar tertinggi di dunia.
Namun, seiring dengan kompetisi AI yang berangsur memasuki fase kematangan, dominasi tunggal Nvidia mungkin tidak akan bertahan di masa depan.
Laporan dari The Motley Fool menyatakan bahwa kebangkitan Nvidia terutama didasarkan pada chip berkinerja tinggi. Namun, operasional ekosistem AI secara keseluruhan masih sangat bergantung pada perusahaan-perusahaan yang menyediakan infrastruktur kunci dan platform terintegrasi.
Media tersebut menggarisbawahi bahwa pada tahun 2030, investor mungkin akan menemukan bahwa pemenang sejati dalam gelombang AI adalah perusahaan-perusahaan yang meletakkan fondasi bagi ekonomi cerdas.
TSMC Menguasai Urat Nadi Manufaktur Chip
Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC) adalah produsen chip terbesar di dunia berdasarkan skala pendapatan. Perusahaan ini memproduksi chip dengan proses manufaktur canggih 3 nanometer dan 5 nanometer, tidak hanya sebagai pemasok bagi Nvidia, tetapi juga untuk Advanced Micro Devices (AMD) dan prosesor seri M Apple.
Seiring dengan percepatan pertumbuhan permintaan komputasi AI global, proposisi nilai TSMC semakin menonjol. Posisi kepemimpinannya dalam proses manufaktur canggih diperkirakan akan mendorong pertumbuhan pendapatan yang berkelanjutan dan memperluas margin keuntungan. Dalam banyak aspek, TSMC dapat disebut sebagai tulang punggung seluruh industri semikonduktor.
Selain itu, TSMC juga melakukan investasi strategis untuk memperluas basis produksinya dari Taiwan ke luar negeri, termasuk pembangunan pabrik baru di Amerika Serikat. Langkah ini bertujuan untuk mengurangi risiko geopolitik sekaligus memperkuat hubungan kerja sama dengan pelanggan utama.
Bagi investor jangka panjang yang ingin memanfaatkan gelombang AI, TSMC merupakan salah satu target investasi berbasis infrastruktur AI yang paling menjanjikan.
Alphabet Membangun Ekosistem Kecerdasan Buatan
Dalam beberapa tahun terakhir, Alphabet secara bertahap dan strategis telah membangun ekosistem kecerdasan buatan yang terintegrasi secara vertikal. Di tingkat infrastruktur, Unit Pemrosesan Tensor (TPU) Google Cloud menyediakan alternatif komputasi yang kuat untuk tugas pelatihan dan inferensi, mampu bersaing dengan GPU Nvidia.
Alphabet juga terus memperluas ambisinya di bidang komputasi kuantum, dengan chip Willow yang dikembangkan sendiri sebagai pilar intinya.
Di tingkat perangkat lunak, Alphabet merilis kerangka kerja pemrograman kuantum sumber terbuka bernama Cirq, yang berfungsi melengkapi kemajuan di bidang perangkat kerasnya. Pada saat yang sama, laboratorium penelitian DeepMind di bawah naungannya terus mendorong batas-batas kecerdasan mesin generasi berikutnya. Secara keseluruhan, aset-aset ini menempatkan Alphabet di persimpangan antara komputasi klasik dan AI kuantum.
Puncak dari ekosistem ini adalah model bahasa besar (LLM) Gemini milik Alphabet, yang bersaing langsung dengan ChatGPT dari OpenAI dan Claude dari Anthropic. Dengan mengintegrasikan infrastruktur, penelitian, dan perangkat lunak di bawah satu arsitektur, Alphabet secara diam-diam membangun salah satu portofolio produk AI yang paling beragam dan paling kuat di dunia.