(Taiwan, ROC) Wabah Mpox semakin serius, Malaysia menerapkan pemeriksaan skrining terhadap 6,2 juta penumpang yang masuk ke negaranya dan hasilnya semuanya negatif. Menteri Kesehatan Malaysia mengatakan, pihaknya tidak mengharapkan diterapkannya pembatasan seperti masa periode COVID-19.

Laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tanggal 14 Agustus yang lalu menyampaikan, wabah

Mpox di Afrika semakin serius, dan menyatakan wabah ini sebagai "Darurat Kesehatan Masyarakat yang Menjadi Kepedulian Internasional (PHEIC)”. Malaysia menjadi pos terdepan bagi banyak wisatawan internasional yang berwisata ke Asia Tenggara. Sejak akhir tahun lalu, terdapat 9 kasus Mpox.

Kantor berita resmi Malaysia “Bernama” dan media lainnya melaporkan bahwa Kementerian Kesehatan berharap pengendalian penyebaran Mpox di Malaysia, tidak menerapkan pembatasan seperti yang dilakukan selama COVID-19.

Menteri Kesehatan Malaysia Dzulkefly Ahmad mengatakan bahwa prosedur operasi standar belum ditingkatkan dan dia berharap Mpox tidak akan mempengaruhi gaya hidup masyarakat seperti pandemi COVID-19, namun dia mengimbau masyarakat untuk tidak meremehkan wabah ini.

Ia mengatakan, Malaysia telah menjalani pemeriksaan skrining di bea cukai dan keimigrasian di perbatasan. Sejauh ini, ada 52 kasus terduga Mpox semuanya dinyatakan negatif dan tidak ditemukan kasus positif.

Dzulkefly Ahmad mencontohkan, jika diperlukan obat antivirus akan diberikan kepada kelompok rentan dan imunitas rendah untuk mencegah penyebaran virus cacar.

Untuk mencegah kasus Mpox memasuki Malaysia, polisi Malaysia telah memperkuat pengujian dan pemantauan di dua terminal Bandara Internasional Kuala Lumpur dan pelabuhan masuk dan keluar, dan juga mewajibkan 151 pos memperketat pemeriksaan untuk menghadang pihak yang masuk secara ilegal.