(Taiwan, ROC) --- Presiden William Lai (賴清德), yang merupakan presiden pertama dari kalangan medis di Taiwan, menjadikan penciptaan "Taiwan Sehat" sebagai salah satu prioritas utamanya.
Reformasi asuransi kesehatan nasional dan pendirian Dana Pengobatan Kanker adalah dua aspek terpenting dari inisiatif ini. Namun, sumber pendanaan menjadi tantangan besar, dan masyarakat berharap William Lai, yang berlatar belakang medis, dapat menyelesaikan masalah mendalam dalam sistem asuransi kesehatan dan memulihkan kebanggaan Taiwan.
William Lai, yang berasal dari sektor medis, telah mendorong undang-undang "Pencegahan dan Pengobatan Kanker" sejak menjabat sebagai anggota legislatif. Selama kampanye pemilu presiden, dia menekankan kebijakan "Taiwan Sehat", mengumumkan niatnya untuk meloloskan Piagam Kesehatan, memperkuat Rencana Nasional Pengendalian Kanker, dan mendirikan Dana Pengobatan Kanker senilai NT$10 miliar.
Tujuannya adalah untuk mengurangi kematian akibat kanker hingga sepertiga pada tahun 2030. Selain itu, dia juga berencana untuk memulai reformasi asuransi kesehatan, memastikan keberlanjutan asuransi kesehatan melalui berbagai saluran keuangan.
Reformasi Asuransi Kesehatan dan Diversifikasi Pendanaan
Reformasi asuransi kesehatan dianggap sebagai tantangan sulit bagi William Lai setelah menjabat. Pengeluaran perawatan kesehatan Taiwan lebih rendah dibandingkan negara lain, dan pembatasan total anggaran asuransi kesehatan menyebabkan fluktuasi nilai poin yang terus dikritik oleh komunitas medis.
Hung Tzu-Jen (洪子仁), Presiden Asosiasi Manajemen Medis Taiwan dan Wakil Direktur Rumah Sakit Shin Kong, mengatakan bahwa total anggaran saat ini tidak cukup. Diperlukan pembukaan sumber pendanaan dan penghematan anggaran. Sebelum dan setelah pandemi COVID-19, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak pemerintah untuk meningkatkan investasi perawatan kesehatan.
Hung Tzu-Jen meminta pemerintah untuk mengalokasikan anggaran yang tepat untuk investasi perawatan kesehatan, menaikkan tarif asuransi tambahan, dan menghapus batas pendapatan dividen sebesar NT$10 juta. Hal ini dapat segera diterapkan tanpa perlu mengubah undang-undang.
Hung Tzu-Jen mengatakan, "Sebenarnya, kita tidak perlu mengubah undang-undang. Mereka yang mampu secara ekonomi seharusnya membayar lebih untuk membantu mereka yang kurang mampu. Tarif asuransi kesehatan generasi kedua saat ini adalah 2,11%, dan bisa sedikit dinaikkan, terutama untuk dividen saham."
Selain menaikkan tarif asuransi tambahan, Hung Tzu-Jen percaya bahwa meningkatkan tarif asuransi kesehatan adalah cara lain untuk menambah pendapatan. Dia menunjukkan bahwa banyak indikator kesehatan di Taiwan tertinggal dari negara lain karena total anggaran asuransi kesehatan dan tingkat pertumbuhan yang tidak mencukupi.
Saat ini, tarif asuransi kesehatan di Taiwan adalah 5,17%, dan masyarakat harus membayar sedikit lebih banyak premi untuk meningkatkan total anggaran, yang pada akhirnya akan menguntungkan masyarakat.
Hung Tzu-Jen menambahkan, "Jika Anda membayar NT$3 untuk asuransi kesehatan, sebenarnya pemberi kerja Anda akan membayar tambahan NT$6, dan pemerintah akan membayar tambahan NT$1. Jadi, dengan membayar 3 NTD, Anda mendapatkan perlindungan asuransi kesehatan senilai NT$10. Saya ingin meminta masyarakat untuk tidak menentang peningkatan tarif asuransi kesehatan, karena Anda membayar NT$3 tetapi mendapatkan perlindungan 10 NTD. Mengapa Anda harus menentangnya?"
Dalam hal penghematan, Wu Kuo-chi (吳國治), Direktur Asosiasi Medis Nasional, menyampaikan bahwa layanan medis yang tidak tercakup dalam asuransi kesehatan harus memiliki anggaran terpisah dan tidak boleh "menggerogoti" asuransi kesehatan.
Misalnya, pencegahan sindrom metabolik adalah area abu-abu yang kontroversial, dan penyakit langka seperti terapi gen untuk atrofi otot tulang belakang (SMA) yang harganya NT$49 juta per suntikan juga harus memiliki sumber dana yang terpisah. Jika tidak, ini akan mengurangi sumber daya asuransi kesehatan.
Wu Kuo-chi mengatakan, "UU Asuransi Kesehatan menetapkan bahwa kami hanya memberikan penggantian untuk perawatan medis, bukan pencegahan. Apakah pencegahan sindrom metabolik termasuk dalam perawatan medis atau pencegahan? Pencegahannya adalah untuk mendeteksi masalah sedini mungkin. Jika lingkar pinggang Anda lebih dari 90 cm dan ada kondisi seperti pradiabetes, maka intervensi akan dimulai. Namun, ini masih merupakan area abu-abu dan mungkin bukan sesuatu yang seharusnya ditanggung oleh asuransi kesehatan dalam hal perawatan medis."
Penurunan Nilai Poin Asuransi Kesehatan Membahayakan Kualitas Layanan Medis
Total anggaran asuransi kesehatan memengaruhi nilai poin, yang juga berdampak pada kualitas layanan medis. Sebelum pemilihan, William Lai berjanji bahwa nilai rata-rata poin asuransi kesehatan tidak akan kurang dari NT$0,9 per poin, dan dia berencana untuk mencapai target NT$1,1 per poin.
Jika batasan anggaran tidak dinaikkan, dalam kondisi anggaran yang terbatas, peningkatan volume layanan medis akan menyebabkan nilai poin menurun. Bagaimana menjaga keseimbangan keuangan dan kualitas layanan medis adalah inti dari reformasi asuransi kesehatan.
Baru-baru ini, partai oposisi mengusulkan amandemen "Undang-Undang Asuransi Kesehatan Nasional", mengubah sistem pembatasan pengeluaran total menjadi sistem berbasis target pengeluaran.
Jika biaya per poin kurang dari NT$1, maka anggaran pemerintah akan menambah kekurangan hingga mencapai NT$1. Usulan ini didukung oleh delapan organisasi medis besar.
Hung Tzu-Jen menunjukkan bahwa sektor medis telah lama menanggung kekurangan tingkat pertumbuhan total anggaran asuransi kesehatan. Dia berharap pemerintah baru dan sektor medis dapat bersama-sama menangani masalah ini, menambah total anggaran melalui berbagai saluran keuangan untuk mengatasi masalah nilai poin yang terus menurun.
Dana Pengobatan Kanker Senilai NT$10 Miliar dan Sumber Dana
Selain reformasi asuransi kesehatan, janji besar lainnya dari William Lai adalah mendirikan Dana Pengobatan Kanker senilai NT$10 miliar yang terpisah dari total anggaran asuransi kesehatan.
Tujuannya adalah untuk mempercepat adopsi pengobatan yang efektif dan meningkatkan tingkat kelangsungan hidup pasien. Meskipun ide ini didukung oleh komunitas medis dan kelompok pasien, tetapi tantangan terbesar tetaplah sumber pendanaan.
Ma Yin-jin (馬吟津), Direktur Eksekutif Yayasan Kanker Taiwan, menyatakan bahwa pembatasan total anggaran asuransi kesehatan membatasi penggantian biaya obat-obatan baru, menyebabkan pasien tidak mampu mendapatkan atau membayar pengobatan.
Oleh karena itu, masyarakat sangat berharap bahwa dana tersebut dapat dibentuk melalui anggaran publik yang terpisah dari total anggaran asuransi kesehatan.
Berdasarkan estimasi awal Dana Pengobatan Kanker yang diusulkan oleh William Lai, maka dana tersebut memerlukan alokasi sekitar NT$4 hingga 5 miliar setiap tahun.
Komite Aksesibilitas Obat Baru Kanker Taiwan telah dibentuk oleh Komisi Kesejahteraan Legislatif, mencakup para ahli farmasi, kesehatan masyarakat, dan kelompok pasien.
Untuk memastikan keberlanjutan operasional Dana Pengobatan Kanker, Yayasan Kanker Taiwan berencana mengusulkan amandemen Undang-Undang Pencegahan dan Pengobatan Kanker untuk memberikan landasan hukum yang jelas bagi dana tersebut.
Ma Yin-jin juga menyarankan bahwa berbagai pajak, termasuk pajak rokok, pajak gula, dan pajak alkohol, dapat digunakan sebagai sumber pendanaan.
Ma Yin-jin mengatakan, "Para ahli kami sedang mempertimbangkan hal ini dan akan memberikan saran kepada pemerintah. Kami berharap pajak rokok, gula, dan alkohol dapat menyumbang pada pendanaan. Selain itu, kami juga sedang mempertimbangkan apakah asuransi kanker swasta dapat berkontribusi pada dana ini atau apakah perusahaan farmasi dapat memberikan kontribusi mereka."
Kekhawatiran Terkait Program Pengembangan Kesehatan yang Dianggap Melanggar Kesetaraan Layanan Medis
Reformasi asuransi kesehatan dan Dana Pengobatan Kanker merupakan bagian dari 10 rekomendasi utama dalam Forum Taiwan Sehat. Forum tersebut juga mengusulkan program besar lain yang meniru "Program Pengembangan Pendidikan Tinggi".
Mereka menyarankan agar pemerintah meluncurkan "Program Pengembangan Kesehatan Taiwan", di mana komunitas medis dapat merancang rencana mereka sendiri dan mengajukan pendanaan.
Program ini akan memiliki periode lima tahun, dengan pendanaan tahunan yang disesuaikan secara fleksibel berdasarkan hasil pelaksanaan.
Seorang pakar medis menyuarakan kekhawatirannya tentang program tersebut, dengan menyatakan bahwa meskipun pendidikan dapat beragam, tetapi layanan medis harus setara.
Klinik setempat mungkin tidak memiliki kapasitas untuk melaksanakan proyek besar, yang dapat menyebabkan konsentrasi sumber daya di pusat medis, menciptakan kesenjangan regional.
Selain itu, pendanaan proyek dapat berakhir setelah lima tahun, dan rumah sakit harus menanggung biaya terkait. Pakar ini menyarankan agar pemerintah meluncurkan proyek percontohan melalui pendekatan model "regulatory sandbox", dan memilih satu wilayah untuk uji coba terlebih dahulu. Uji coba ini akan melibatkan pusat medis, rumah sakit daerah, dan klinik di wilayah tersebut. Jika uji coba berhasil, maka program ini dapat diimplementasikan di seluruh negeri.
Asuransi kesehatan Taiwan pernah menjadi yang terdepan di dunia dan menjadi kebanggaan masyarakat, tetapi dalam beberapa tahun terakhir, beberapa indikator kesehatan Taiwan semakin tertinggal dari negara lain. Akses ke obat baru juga jauh di bawah negara maju lainnya.
Komunitas medis telah mengeluarkan peringatan, menunjukkan bahwa keberlanjutan asuransi kesehatan menghadapi tantangan besar. Presiden terpilih William Lai akan menghadapi masalah struktural yang telah berlangsung bertahun-tahun.
Forum Taiwan Sehat telah mengumpulkan berbagai pendapat, mengidentifikasi masalah, dan memberikan rekomendasi. Pemerintah baru perlu memberikan solusi konkret untuk mewujudkan rekomendasi ini dan mewujudkan "Taiwan Sehat."