(Taiwan, ROC) --- Sungai Mataian di Hualien, akibat luapan puncak di danau, air berlumpur mengalir deras ke hilir, menyebabkan kerusakan parah di kawasan Guangfu.
Banyak yang kemudian mempertanyakan mengapa tidak ditangani lebih awal. Dan setelah catatan pemantauan terungkap, masyarakat baru memahami kesulitan di baliknya.
Para ahli bahkan berpendapat, selain sulitnya tim teknik mengakses daerah pegunungan terpencil, melakukan penggalian atau peledakan secara sembarangan dapat menyebabkan danau jebol seketika, memicu bencana yang lebih parah.
Danau alami yang menjadi penyebab utama banjir kali ini, terbentuk pada Juli tahun ini saat Taifun Wipha, ketika terjadi longsor besar-besaran di hutan bagian hulu Sungai Mataian Hualien, menyebabkan material tanah dan batu menyumbat aliran sungai. Namun, karena kekhawatiran danau akan meluap lebih awal, pihak berwenang terkait telah memulai pemantauan ketat.
Foto-foto catatan pemantauan dari Pusat Penelitian Pencegahan Bencana NCKU dan Ditjen Konservasi Kehutanan dari tanggal 6 hingga 15 Agustus lalu menunjukkan bahwa permukaan air sudah cukup tinggi.
Saat itu, Ditjen Konservasi Kehutanan memperkirakan, tanpa hujan deras, luapan akan terjadi sekitar pertengahan Oktober, tanpa risiko jebol. Namun, setelah Taifun Ragasa kali ini, menyebabkan korban jiwa dan kerusakan parah di Guangfu, Hualien.
Profesor Chen Wen-shan (陳文山), Departemen Geologi NTU, mengatakan, "Kami sudah mengetahui situasi ini 2-3 bulan sebelumnya, tetapi mengapa tidak dapat ditangani? Pertama, bahan peledak tidak tersedia. Kedua, jika ingin menggunakan alat berat untuk menggali, tidak ada akses jalan di sini, sehingga alat berat tidak bisa naik. Ketiga, bebatuan yang hancur ini memiliki bentuk yang sangat bergerigi, sehingga juga sulit untuk ditangani."
Seberapa sulit menangani danau alami ini? Para ahli menjelaskan bahwa danau alami sebagian besar terletak di daerah pegunungan terpencil, sehingga sulit dijangkau oleh kendaraan dan personel teknik.
Pembangunan saluran pengalihan atau saluran buatan memakan waktu lama dan rentan terpengaruh oleh taifun serta hujan lebat, sehingga sulit diselesaikan dalam waktu singkat. Struktur tanah dan batu alami yang gembur dan tidak stabil, jika dilakukan penggalian atau peledakan secara sembarangan, dapat menyebabkan danau jebol seketika, memicu banjir di hilir yang lebih parah.
Profesor Chen Wen-shan, mengatakan, "Satu-satunya cara adalah segera membangun kembali tanggul sungai di bagian tengah dan hilir, melakukannya dengan baik. Jadi sekarang kita tahu, tanggul sungai ini sudah hanyut. Sekarang, karena kita tahu masih banyak material tanah dan batu di atas sana, saat taifun dan hujan deras berikutnya, material ini akan tetap turun."
Tahun lalu, di Sungai Chilcotin, British Columbia, Kanada, terjadi jebolnya danau alami, longsoran tanah mengalir deras, dan permukaan air sungai naik lebih dari 10 meter.
Saat itu, pemerintah Kanada juga memilih untuk memantau, membiarkannya meluap secara alami seperti di Taiwan, tetapi dengan persiapan penghalang pelindung untuk mengurangi risiko. Mungkin ini juga merupakan metode penanganan yang dapat dijadikan referensi oleh Taiwan di masa depan.