Survei Menyatakan, Taipei menjadi Kota yang Paling Layak Huni bagi WNA di Taiwan
Sebuah survei terbaru oleh Asosiasi Inovasi Pariwisata Taiwan (TIATW) menemukan bahwa Taipei adalah kota paling layak huni di Taiwan bagi warga negara asing, dengan skor tinggi untuk transportasi yang nyaman, peluang kerja, dan keragaman budaya.
Menurut survei tersebut, Taipei menerima peringkat kelayakan huni sebesar 96% dari penduduk asing, diikuti oleh Taoyuan dengan 65,3% dan New Taipei dengan 63,6%.
Responden menyebutkan transportasi yang nyaman (81,4%), peluang kerja (67,4%), keragaman budaya (45,3%), sumber daya pendidikan (26,2%), dan layanan bahasa (22,1%) sebagai faktor utama yang berkontribusi terhadap peringkat teratas Taipei.
Survei tersebut juga menemukan bahwa alasan utama warga negara asing datang ke Taiwan adalah untuk bekerja (42%), wisata (35,8%), dan belajar (16,4%). Lebih dari 66% responden melaporkan tinggal di Taiwan selama lebih dari satu tahun, yang menunjukkan pergeseran dari wisata jangka pendek ke masa tinggal yang lebih lama.
Penduduk asing lebih mementingkan "kenyamanan gaya hidup" dan "potensi pengembangan" daripada wisata, rekreasi, atau hiburan, yang menyoroti semakin menariknya gaya hidup urban Taiwan.
Ketua TIATW Ringo Lee (李奇嶽) mengatakan data pariwisata inbound menunjukkan Taipei bukan hanya kota yang paling banyak dikunjungi wisatawan asing, tetapi juga kota tempat mereka tinggal paling lama. Ia mengatakan keunggulan Taipei meliputi transportasi, akomodasi, aksesibilitas bahasa, dan multikulturalisme, sehingga menjadikannya sangat kompetitif di sektor pariwisata internasional.
Warga asing juga memberikan peringkat kepuasan yang tinggi terhadap transportasi, fasilitas umum, layanan kesehatan, pendidikan, dan lingkungan sosial Taipei, dengan lebih dari 90% menyatakan puas atau sangat puas. Lee menambahkan bahwa Taiwan telah menjadi pusat penting bagi pertukaran internasional di Asia.
Survei ini dilakukan dari 16 September hingga 2 Oktober 2025, dan mengumpulkan 519 tanggapan valid dari peserta dari Tiongkok, Jepang, Vietnam, Indonesia, Thailand, Hong Kong, dan Korea Selatan.

Pemandangan Kota Taipei (foto: LL / Rti)
Ditjen Imigrasi Membuka Pendaftaran “Program Merajut Impian bagi Penduduk Imigran Baru dan Anak-anaknya” ke-12!
"Program Merajut Mimpi bagi Penduduk Imigran Baru dan Anak-anaknya ke-12" diselenggarakan oleh Ditjen Imigrasi, Kementerian Dalam Negeri. Program ini bertujuan untuk membantu Penduduk Imigran Baru dan anak-anak mereka mewujudkan impian serta mempromosikan keragaman budaya. Dengan dukungan para ahli dan proses dokumentasi, program ini berupaya menumbuhkan kesadaran dan apresiasi masyarakat terhadap nilai-nilai keberagaman budaya.
Pendaftaran dapat dilakukan secara online maupun melalui berkas cetak, dengan langkah-langkah berikut:
Pendaftaran online: https://pse.is/6gqtbh
Pendaftaran berkas cetak: Setelah mengisi formulir online, kirimkan “Formulir dan Surat Persetujuan Pendaftaran Program Merajut Impian ke-12” (第12屆築夢報名表及同意書) serta “Proposal Program Mewujudkan Impian ke-12” (第12屆築夢計畫書) dan dokumen terkait lainnya melalui pos ke alamat berikut:
【5F, No. 15, Guangzhou St., Zhongzheng District, Taipei City 100213
(Ditujukan kepada Panitia “Program Merajut Impian bagi Penduduk Imigran Baru dan Anak-anaknya ke-12”,
Divisi Urusan Imigrasi, Ditjen Imigrasi, Kementerian Dalam Negeri)】
Tulis dalam bahasa Mandarin:
內政部移民署移民事務組
第12屆新住民及子女築夢計畫活動小組 收
Periode pendaftaran: Mulai sekarang s/d 30 November 2025
Hotline konsultasi: 02-2388-9393#2371
Waktu layanan: Senin–Jumat, pukul 09:00–12:00 dan 14:00–17:00

Acara "Merajut Impian bagi Penduduk Imigran Baru dan Anak-anaknya” (foto: Facebook 新住民心力量)
Fakta Unik : Dulu di Wuling Farm Tidak Ada Sakura, Lho!
Wuling Farm terletak di lembah aliran Sungai Qijiayan, dengan ketinggian sekitar 1.750 hingga 2.200 mdpl, dikelilingi oleh Pegunungan Xueshan. Tempat ini terkenal sebagai destinasi untuk menyegarkan diri di musim panas sekaligus menjadi habitat ikan langka nasional, salmon masu (Oncorhynchus masou formosanus). Tak jauh dari Wuling Farm, terdapat Air Terjun Taoshan yang juga memiliki Pusat Ekologi Salmon Masu.
Awalnya, Wuling Farm adalah perusahaan milik publik yang dikelola oleh Dewan Urusan Veteran ROC. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1963 dengan tujuan membimbing dan menempatkan para veteran untuk bekerja di sektor pariwisata. Hingga tahun 1993, seiring pengembangan wisata ekologi, mereka mulai menanam pohon sakura di sana. Siapa sangka, hasilnya sangat memuaskan, sampai-sampai menjadikan Wuling Farm destinasi utama untuk melihat sakura di Taiwan. Setiap musim sakura pada bulan Januari dan Februari, tempat ini menarik ratusan ribu orang untuk mendaki gunung dan menikmati bunga, serta menjadi indikator kondisi bunga sakura tahunan di Taiwan.
Di dalam farm terdapat jalur jalan kaki sepanjang sekitar 3 kilometer untuk melihat sakura, dengan lebih dari 10 jenis pohon sakura, total sekitar 21.000 pohon sakura. Saat masa mekar penuh, pemandangan ini seperti gelombang awan merah muda yang sangat romantis!

Wuling Farm di musim semi (foto: website Wuling Farm)
Wawancara Frans Wu atau Setiawan Frans, Pemenang Kedua Kompetisi Short Film MOFA
Frans Wu atau Setiawan Frans adalah seorang kreator asal Indonesia yang berhasil menjadi pemenang juara kedua dalam kompetisi video pendek #FindingTaiwan dari Kementerian Luar Negeri Taiwan (MOFA) beberapa waktu lalu. Ide videonya sangat mengharukan, terkait dengan hubungannya dengan sang ayah. Bagaimana kisahnya? Sila cek di acara ini ya!

Salah satu bagian dari video Frans berjudul "Pocket-Sized Memory of Taiwan" (foto: Frans Wu)